. Juni 2011 ~ "Cirebon Site"
Unduh Adobe Flash player

Minggu, 26 Juni 2011

sirop tjampolay khas cirebon


Hmm… Siapa yang tak mengenal sirop ini. Mungkin seluruh orang di Indonesia pasti tahu kenikmatan rasanya setelah sekali saja mencoba, pasti akan nyandu alias minta lagi. Minuman khas dari kota udang, Cirebon ini sudah ada sejak tahun 1938 dan sudah dipasarkan ke seluruh tanah air bahkan sampai mancanegara.

Tjampolay sirup rasa buah ini tersedia berbagai rasa dan satu di antaranya yang paling khas dan sangat laris di pasar adalah rasa Pisang Susu. Warna merah muda yang mengundang selera dan juga rasa manisnya yang tidak membuat tenggorokan Anda menjadi gatal, Begitu juga dengan rasa lainnya. Sirup ini dibuat dari bahan-bahan buah pilihan, dan dikemas dalam botol yang diproduksi sendiri oleh pabrik sehingga keasliannya tetap terjamin. Karena itu tidak ada salahnya untuk mencoba kesegaran sirup yang satu ini.

Lukisan kaca cirebon



Lazimnya, suatu lukisan dituangkan dalam media kertas. Akan tetapi ditangan seniman-seniman Cirebon, hal tersebut bukan suatu batas untuk menuangkan ekspresi seninya. Dengan teknik yang tinggi dan kaya gradasi warna serta sarat nuansa dekoratif, para seniman Cirebon mampu menghasilkan suatu karya seni yang bernilai tinggi berupa lukisan kaca yang indah dan bercerita rasa Cirebon. Bagi anda pecinta seni kaligrafi islam, khususnya lukisan kaca kaligrafi bernilai tinggi, tidak salah kiranya anda memilih kota Cirebon sebagai kota tujuan. Dikota ini banyak terdapat seniman-seniman lukisan kaca kaligrafi khas Cirebon yang akan memperindah tampilan ruangan dan menambah koleksi lukisan kaligrafi anda.


di gegesik khususnya juga memiliki seniman lukisan kaca yang sangat terkenal beliau adalah bapak Rastika yang sudah menggeluti lukisan kaca sejak dulu. 

situs kalijaga


Situs ini terletak di wilayah Kelurahan Kalijaga, kecamatan Harjamukti. Dari terminal bis Harjamukti jaraknya hanya berkisar 500 meter kearah Selatan.

Situs ini disebut juga dan atau dikenal sebagai taman kera Kalijaga, karena disitus ini terdapat banyak sekali kera yang telah beradaptasi dengan pengunjungnya. Tradisi meyakini bahwa kera-kera tersebut berasal dari jelmaan pada pengikut Sunan Kalijaga yang tidak mematuhi ajaran Rosulullah. Uniknya kera-kera tersebut seakan-akan mengerti akan batas wilayah mereka. Kera-kera dari kelompok selatan tidak mau membaur dengan kera-kera dari kelompok Utara dan begitu pula sebaliknya. Pada waktu-waktu tertentu, merekapun terlibat dalam tawuran. Mereka berteriak-teriak seakan-akan saling mengejek lalu baku hantam dan baku gigitpun terjadi. Tidak jarang perkelahiran antar kelompok ini dapat menimbulkan kematian yang tragis.

Yang lebih unik lagi pada saat perebutan kekuasaan untuk menduduki status atau tampuk pimpinan. Kera-kera senior yang sudah merasa pantas menjadi pemimpin. (tradisi menyebutnya dengan mandor) akan berpuasa beberapa hari. Setelah berpuasa, barulah mereka maju ke arena pertarungan. Peristiwa ini biasanya terjadi tiga tahun atau lima tahun sekali atau ketika pemimpin mereka yang lama mati. Peristiwa inipun dapat diaksikan oleh pengunjung yang kebetulan berada disitu. Dalam peristiwa itu petarung yang menang langsung akan menjadi pemimpin mereka sedangkan yang akan menghormati yang menang dan akan menjadi followernya.

Sejarah mengatakan bahwa situs ini merupakan situs petilasan Sunan Kalijaga ketika beliau melaksanakan penyebaran agama Islam di Cirebon.

Visit CIREBON

Visitor