. Bapak Rastika Sang pelukis kaca dari Gegesik ~ "Cirebon Site"
Unduh Adobe Flash player

Sabtu, 31 Desember 2011

Bapak Rastika Sang pelukis kaca dari Gegesik

Bapak rastika adalah seorang pelukis dari desa. Desa itu Gegesik Kulon, di Kecamatan Gegesik, Cirebon.
karya-karya sang pelukis, Rastika, kini bisa dilihat di Museum Wayang, Jakarta, di beberapa rumah para pengagum seni dan bahkan mengisi Museum Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah yang dibuka Presiden Soeharto. "Saya tidak sangka nasib saya akan jadi begini," ujar Rastika. Ayah dari 3 orang anak ini, yang cuma sempat menikmati pendidikan resmi sampai kelas V Sekolah Dasar, kini bagaikan si pelukis istana Basuki Abdullah. Tadinya Rastika harus mencari pembeli lukisan kacanya. Kini ia tinggal terima pesanan. Rastika 38 tahun, bukan berasal dari keluarga yang mampu. Tapi kakeknya semasa hidup terkenal sebagai seorang pengukir keris. Kepandaian sang kakek ini rupanya menurun ke Rastika. Ketika usianya sekitar 10 tahun, sehabis membantu ayahnya di sawah, Rastika mengisi masa senggang dengan melukis. Biasanya dia melukis wayang Modalnya sederhana sekali. Kertas yang bisa didapatnya di toko Cina, dipoles dengan sumba (cat pewarna untuk kue).Kalau lukisannya selesai, ditawarkannya kepada teman-teman sebayanya atau siapa saja yang senang. "Lumayan," ujarnya, "saya bisa membantu emak untuk ongkos belanja dapur." Kalau uangnya berlebih, bukan hanya kertas yang dibelinya. Tetapi karton yang kemudian digunting dan diukir menjadi sebentuk wayang. Kepandaian ini didapatnya dari Pak Sudarga, dalang di desanya yang merangkap juga jadi pembuat wayang kulit. "Dari dia juga saya belajar melukis wayang di atas kaca," ujar Rastika. Melukis di atas kaca inilah yang kemudian menjadi keahliannya. Pasar Seni Nama Rastika ditemukan oleh dosen seni grafis ITB Harijadi Suadi, diajak ikut dalam pasar seni ITB. Gambar Semar dengan dua kalimat syahadat karya Rastika pun terpampang di jajaran sekian puluh lukisan. Sejak itulah namanya mencuat. Apalagi ketika orang yang bernama Yoop Ave, "orang Istana" yang menggemari dan mempunyai koleksi kaligrafi, juga terpesona melihat Semarnya Rastika. Seniman dari kampung Gegesik Kulon ini mulai dicari orang. Lukisan kacanya hadir dalam Pekan Raya Jakarta 1978. . Ia menciptakan sebuah sanggar usaha, dengan beberapa orang murid. Sanggar yang bernama Sungging Prabangkara ini sudah punya 10 orang murid resmi dan puluhan yang tidak resmi. Selain Rastika, penuntun untuk generasi lanjut seni lukis Cirebonan adalah Sawiyah, yang mengajarkan bagaimana membuat wayang kulit dan Sunardi, yang mengajar teknik warna untuk mengecat wayang kulit.Namun smpai sekarang Gegesik Kulon belum menjadi tempat yang terkenal. seperti Sanur atau Ubud di Bali. padahal Rastika, yang hitam manis dan ramah itu, adalah seorang pelopor lukisan kaca yang terkenal.

2 komentar:

belum terkenal tempatnya sih gan, tapi nanti juga akan terkenal ...

Blogwalking ya gan... kalo berkenan, mohon kunjung dan follow balik ya ke review-newgadget.blogspot.com makasih ya :)

bener sih blum trknal,tp insya allah klo kota cirebon bener mo jadi provinsi cirebon,mungkin gegesik akan trknal.,


yoi gan,thnks dah mampir N brkenan coment.
Dah gw follback koq blog agan.

Posting Komentar

Visit CIREBON

Visitor