. November 2011 ~ "Cirebon Site"
Unduh Adobe Flash player

Selasa, 29 November 2011

Kirab Seni Budaya Cirebon 2011



Berbagai kesenian dan kebudayaan Ciayumajakuning dan Subang turut memeriahkan Kirab Seni Budaya Cirebon yang dilaksanakan Minggu (27/11). Kirab juga diikuti parade pasukan Kesultanan Kasepuhan, Kanoman, Kacirebonan dan Kaprabonan.

Sejumlah kesenian yang ditampilkan di antaranya Genjring Rudat dan Angklung Buncis dari Kabupaten Kuningan, Buroq, Telik Sandi, Berokan, Tari Topeng, Barongsai, dan masih banyak lagi. Selain itu, puluhan anggota komunitas sepeda onthel juga turut meramaikan kirab tersebut.

Kirab dibuka Wali Kota Cirebon Subardi. Hadir dalam kesempatan itu jajaran muspida Kota Cirebon, Kepala Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III Jawa Barat Ano Sutrisno, pengusaha Ciayumajakuning Imam Taufik yang juga bertindak sebagai sponsor kegiatan.

Kirab Budaya Ciayumajakuning juga dimeriahkan sejumlah artis ibu kota seperti Titiek Puspa, Didi Petet, Arumi Bachsin, juga Ian Kasela. Sementara itu, ribuan warga memadati sekitar Jalan Siliwangi untuk menyaksikan kirab tersebut.

Walikota Subardi dalam kesempatan itu menyebutkan, gelaran kirab dimaksudkan untuk mengingatkan kesenian dan kebudayaan daerah Ciayumajakuning. "Harus disadari, seni budaya di Ciayumajakuning banyak. Di antaranya ada yang sudah dikenal luas, tapi tak dipungkiri masih banyak pula yang belum dikenal," tutur Subardi.

Kirab budaya digelar seusai sidang paripurna istimewa dalam rangka hari jadi. Cuaca panas yang menyengat siang itu, tidak menjadi penghalang sediktipun bagi masyarakat untuk berbondong-bondong menonton kirab budaya.

Ribuan warga memadati sisi jalan yang dilewati rombongan kirab budaya. Minggu malam, rangkaian hari jadi Kota Cirebon dilanjutkan dengan Pembacaan babad Cirebon di Keraton Kanoman.

Sabtu, 26 November 2011

“Putri Ong Tien” Meriahkan Panggung Budaya Sunyaragi Cirebon


Kirab budaya dalam rangka menyambut hari jadi Kota Cirebon ke-642, diramaikan oleh drama tari kolosal “Putri Ong Tien” yang digelar di Panggung Budaya Sunyaragi selama dua hari, (25-26/11).

Episode pertama “Putri Ong Tien” sudah dimulai pada Jum’at malam, (25/11) di Panggung Budaya Sunyaragi Kota Cirebon yang dihadiri ratusan penonton. Masyarakat Cirebon begitu antusias menyaksikan drama yang mengisahkan pertemuan hingga meninggalnya Putri Ong Tien dengan Sunan Gunungjati. Drama yang berlangsung sekira dua jam ini, (pukul 20.00 sampai 22.00 WIB), dimainkan oleh tokoh-tokoh senior dalam dunia seni drama yang berasal dari berbagai sanggar seni.

Ketua Panitia, Bambang Iriyanto kepada CNC mengatakan bahwa pemain drama ini berasal dari gabungan berbagai macam sanggar, seperti Sekar Pandan, Lam Alif, Pajajar, Singa Barong, dan Tari Topeng Mimi Rasinah. Demikian juga anak didik Ibu Sawitri, Ibu Baedah putri Jublag dan sang Maestro Mba Nani dari Palimanan. Tak ketinggalan Inu Marta Pati, anak Mang Sujana Arya dari Slangit juga terlibat dalam drama ini.

Lebih lanjut Bambang Iriyanto mengatakan bahwa lima pemain utama “Putri Ong Tien” ini, sering bermain drama ke luar negeri. Bambang juga menjelaskan bahwa pemain yang berperan sebagai Sunan Gunungjati adalah Sarjana Tari dari STSI. Sementara Putri Ong Tien diperankan oleh seorang Sarjana Komunikasi dan seorang anggota polisi yang berperan sebagai pemain silat.

Bambang juga mengatakan bahwa kegiatan ini bisa terselenggara atas kerjasama Kasultanan Kasepuhan Cirebon, Keraton Kanoman Cirebon, Keraton Kacirebonan, Yayasan Budaya Sunyaragi, Yayasan Prima Ardian Tana, Perkumpulan Sanggar Seni Budaya Cirebon, Yayasan Vihara Welas Asih Cirebon dan didukung oleh Sariayu Martha Tilaar.

Bagi masyarakat yang kebetulan belum sempat menyaksikan drama ini, maka bisa datang nanti malam di Panggung Budaya Sunyaragi Cirebon.

sumber: http://www.cirebonnews.com/Sosial-Budaya/Putri-Ong-Tien-Tampil-di-Panggung-Budaya-Sunyaragi-Cirebon.html

Walikota Buka Festival Seni Budaya Cirebon 2011



WalikotaCirebon, Subardi S. Pd., Jum’at malam (25/11) membuka Festival Seni dan Budaya Cirebon yang akan berlangsung dari 25 sampai 27 Nopember 2011 di halaman Pusdiklatpri Jl. Cipto Mangunkusumo Cirebon.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olah Raga, Budaya dan Pariwisata Kota Cirebon ini merupakan bagian dari rangkaian acara dalam rangka mememeriahkan hari ulang tahun Kota Cirebon ke-642 yang puncaknya akan berlangsung pada Minggu, (27/11).

Tepat Pukul 19.30 WIB Wali Kota Cirebon membuka secara resmi Festival Budaya yang akan diikuti oleh puluhan peserta ini. Panitia acara, Drs. Abidin (47 tahun) yang juga Kepala Bidang Kebudayaan Kota Cirebon saat ditemui CNC disela sela acara menyampaikan bahwa acara yang akan digelar dalam festival ini antara lain Kirab Prajurit Keraton Cirebon, Kirab Seni Ciayumajakuning dan Subang, Pagelaran seni dan Budaya dan lain sebagainya.

Sementara itu, Work Shop Seni Kriya sendiri dibuka lebih awal, yaitu pada pukul 14.30 WIB oleh Drs. Abidin, Kepala Dinas Pemuda Olah Raga Budaya dan Pariwisata dengan melakukan goresan pertama koas lukis pada kain kanvas yang menandai lomba Work Shop Seni Kriya dibuka.


http://www.cirebonnews.com/Sosial-Budaya/Wali-Kota-Buka-Festival-Seni-dan-Budaya-Cirebon.html

Jumat, 18 November 2011

Gedung negara Cirebon

Gedung Negara Cirebon yang berada di Jl. Siliwangi merupakan sebuah gedung tua sangat cantik, yang seorang pejalan tidak akan melewati tanpa singgah sebentar ketika melihatnya. Gedung satu lantai dengan lengkung simetris di kiri kanannya ini memiliki halaman yang sangat luas, dengan sebuah taman bundar dan sebuah bendera negara berkibar di tiang yang terpancang di tengahnya.

Gedung Negara Cirebon
Gedung Negara Cirebon ini bangunannya terlihat agak mendatar karena hanya berlantai satu dan bentuknya yang melebar ke samping. Empat buah lampu dengan ornamen lengkung yang cantik menghiasi taman, dengan tulisan Gedung Bundar yang diciptakan dari pangkasan tanaman.

Gedung Negara Cirebon
Teras depan Gedung Negara Cirebon yang terlihat sejuk saat saya berdiri memotret di tengah terik matahari Cirebon. Teras Gedung Negara Cirebon ini disangga pilar ganda dengan jendela-jendala kisi tinggi berdaun dua.

Gedung Negara Cirebon
Sang Saka Merah Putih berkibar di atas tiang bendera yang kokoh berornamen bunga teratai di pangkalnya, berlatar langit Kota Cirebon dengan seleret awan tipis yang terlihat seperti memancar dari kain bendera, mendaki ke atas langit biru yang indah. Gedung Negara Cirebon tampak terlihat berdiri anggun di belakangnya.

Gedung Negara Cirebon
Beberapa buah lampu anggun antik terlihat menggantung menghiasi teras depan Gedung Negara Cirebon, dengan beberapa pasang kursi dan meja yang tampak nyaman sebagai tempat bersantai saat sore dan malam hari.

Gedung Negara Cirebon
Sayang kami tidak diperbolehkan masuk oleh penjaga yang bertugas di pos, sehingga tidak bisa melihat ke bagian dalam gedung yang konon keramik di setiap ruangannya berbeda.

Gedung Negara Cirebon
Pintu masuk ke dalam Gedung Negara Cirebon.

Gedung Negara Cirebon
Gedung Negara Cirebon ini konon dibangun pada tahun 1865, namun tidak begitu jelas siapa arsitek yang merancangnya. Gedung Negara Cirebon sebelumnya adalah Cheribon Residentswoning atau kantor Karesidenan Cirebon. Ada yang menyebutnya sebagai bekas gedung Karesidenan Tangkil, mungkin mengambil nama wilayah dimana Gedung Negara Cirebon ini berada. Gedung Negara Cirebon saat ini menjadi kantor Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Cirebon.


sumber: http://thearoengbinangproject.com/2010/11/wisata-negara/

Kirab dan budaya Ciayumajakuning 2011


CIREBON – Pagelaran kirab seni dan budaya Ciayumajakuning yang berlangsung di Kota Cirebon berlangsung meriah,kemarin tanggal 14 November 2011.

Puluhan kelompok seni tradisional dari Kota Cirebon,KabupatenCirebon, Indramayu,Majalengka, danKuninganikutdalam pagelaran tersebut. Acara yang digelar Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (Bakorpembang) Wilayah III Jawa Barat tersebut sebagai kegiatan untuk memperingati HUT Ke-66 Provinsi Jabar dan menyambut hari jadi Ke-642 Kota Cirebon. Kirab seni itu diisi penampilan kesenian tradisional dari daerah di wilayah Cirebon.

Di antaranya tari Telik Sandi dari Kota Cirebon, kasidahan dari Kabupaten Indramayu, serta tarian dan bentuk-bentuk kesenian lain yang menjadi ciri khas masing-masing daerah. Diawali dari halaman Gedung Negara Kantor Bakorpembang di kawasan Krucuk,Kota Cirebon, rombongan berarak menuju Jalan Diponegoro menuju Alun-alun Kejaksan, hingga kembali ke tempat semula. Kepala Bakorpembang Wilayah III Jabar Ano Sutrisno mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan mengembangkan seni budaya masyarakat, khususnya di wilayah Ciayumajakuning.

Kirab hari itu sendiri merupakan ketiga kalinya yang digelar setiap tahun. “Setiap tahun, kesenian yang ditampilkan berbeda-beda.Dengan begitu, diharapkan masyarakat mengetahui ragam seni budaya Ciayumajakuning,” ungkap dia. Dalam kesempatan itu, dia meminta pemda di lingkungan Kota dan Kabupaten Cirebon lebih memperhatikan keberadaan seni dan budaya di daerahnya masing-masing. Sehingga keberadaannya tetap lestari. Perhatian yang dimaksudnya terutama dari segi anggaran.

Menurut dia, meski perhatian pemda sudah ada,dari segi anggaran dianggap masih kurang memadai. Selain anggaran, pemda juga diingatkan memberi kesempatan kepada para seniman daerah untuk menampilkan kreativitasnya.“Kalau bisa, kolaborasikan seni modern dan tradisional,”ujar dia. Di sisi lain dia mengakui,tugas tersebut juga harus dilakukan Pemprov Jabar. “Intinya pelestarian dan pengembangan seni tugas bersama,” pungkas mantan Sekretaris Daerah Kota Cirebon ini

Selasa, 08 November 2011

Grebeg Agung Cirebon (11 dzulhijah 1432H) 2011

Cirebon - (Senin,
07.11.2011) Hari raya qurban
Minggu (06/11) kemarin,
dirayakan secara khusus oleh
Keraton Kanoman Cirebon.
Ritual yang dikenal dengan
Grebeg Agung ini,
dilaksanakan usai sholat ied di
komplek makam Sunan
Gunungjati. Untuk kedua
kalinya dalam setahun, pintu
gerbang utama makam dibuka
saat kerabat keraton
berziarah di makam Sunan
Gunungjati. Grebeg Agung ini
dihadiri ratusan warga dan
peziarah yang berharap
berkah dari acara ini.
Ritual Grebeg Agung sendiri
baru dimulai saat rombongan
Sultan Kanoman XII memasuki
pintu gerbang utama makam
Sunan Gunungjati atau
Pasujudan. Pintu gerbang ini
hanya dibuka dua kali dalam
setahun, yakni pada Grebeg
Agung dan Grebeg Syawal.
Komplek dalam makam Sunan
Gunungjati juga hanya boleh
dimasuki kerabat keraton.
Saat rombongan sultan dan
kerabat keraton Kanoman
berziarah ke makam Sunan
Gunungjati, ratusan warga dan
peziarah langsung berebut
menaburkan kembang
setaman dan uang logam di
Pasujudan. Mereka juga
menggelar tahlil di sekitar
Pasujudan. Warga dan
peziarah berharap barokah
dan bisa meneladani
semangat Sunan Gunungjati
dalam menyebarkan Islam di
tanah jawa.
Selain bertujuan untuk
menghormati jasa Sunan
Gunungjati dan keturunannya,
Grebeg Agung juga menjadi
ajang silaturahmi antara
keraton dan warga sekitar.

Senin, 07 November 2011

Sedekah Bumi , Cirebon

Sedekah Bumi, adalah upacara yang dilaksanakan oleh petani pada saat akan turun hujan menggarap sawahnya. Biasanya dilakukan pada awal musim hujan yaitu sekitar bulan Oktober dan Desember.
Upacara adat Sedekah Bumi ditandai dengan Srakalan, pembacaan kidung, pencungkilan tanah, kemudian diadakan arak-arakan yang diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat dengan segala bentuk pertunjukan yang berlangsung di Alun- alun Gunung Sembung, misalnya kesenian rentena, reog, genjring, terbang, brahi, berokan, barongan, angklung bungko, wayang, bahkan sekarang ini ado pertunjukan tarling modern organ tunggal. Dalam pertunjukan wayang kulit lakon yang dibawakan dalam acara sedekah Bumi ini adalah Bhumi Loka, kemudian pada dipagi harinya diadakan ruwatan.

Visit CIREBON

Visitor