Tradisi mudik bisa
dibilang hanya ada di Indonesia. Bagaimana dengan negara muslim
lainnya? Lain budaya, lain pula kebiasaan, dalam memeriahkan atau
melaksanakan Hari Iedul Fitri. Selama satu bulan lamanya, umat Muslim
dunia menjalankan ibadah Ramadhan yang ditutup dengan Shalat Ied,
sebagai simbol Kemenangan umat islam. Berikut 7 Tradisi Lebaran di berbagai
negara:
Umat
Islam di Indonesia menjadikan Idul Fitri sebagai hari raya utama,
momen untuk berkumpul kembali bersama keluarga, apalagi keluarga yang
karena suatu alasan, misalnya pekerjaan atau pernikahan, harus
berpisah. Mulai dua minggu sebelum Idul Fitri, umat Islam di Indonesia
mulai sibuk memikirkan perayaan hari raya ini, yang paling utama adalah
Mudik atau Pulang Kampung, sehingga pemerintah pun memfasilitasi
dengan memperbaiki jalan-jalan yang dilalui. Hari Raya Idul Fitri di
Indonesia diperingati sebagai hari libur nasional, yang diperingati
oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang memang mayoritas Muslim.
Biasanya, penetapan Idul Fitri ditentukan oleh pemerintah, namun
beberapa ormas Islam menetapkannya berbeda.
Idul Fitri di Indonesia disebut dengan Lebaran, dimana sebagian besar masyarakat pulang kampung (mudik)
untuk merayakannya bersama keluarga. Selama perayaan, berbagai
hidangan disajikan. Hidangan yang paling populer dalam perayaan Idul
Fitri di Indonesia adalah ketupat, yang memang sangat familiar di
Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura. Bagi anak-anak, biasanya
para orang tua memberikan uang raya kepada mereka. Selama
perayaan, biasanya masyarakat berkunjung ke rumah-rumah tetangga
ataupun saudaranya untuk bersilaturahmi, yang dikenal dengan “halal
bi-halal”, memohon maaf dan keampunan kepada mereka. Beberapa pejabat
negara juga mengadakan open house bagi masyarakat yang ingin bersilaturahmi.
2. Turki
Di Turki, Idul Fitri dikenal dengan sebutan Bayram (dari bahasa Turki). Biasanya setiap orang akan saling mengucapkan “Bayramınız Kutlu Olsun”, “Mutlu Bayramlar”, atau “Bayramınız Mübarek Olsun”.
Pada Idul Fitri, masyarakat biasanya menggunakan pakaian terbaik
mereka (dikenal sebagai Bayramlik) dan saling kunjung mengunjungi
ketempat orang-orang yang mereka kasihi seperti keluarga, tetangga, dan
teman-teman mereka serta menziarahi kuburan keluarganya yang telah
tiada.
Pada
masa itu, orang yang lebih muda akan mencium tangan kanan mereka yang
lebih tua dan menempatkannya di dahi mereka selagi mengucapkan salam
Bayram. Para anak-anak kecil juga biasa mendatangi rumah-rumah
disekitar lingkungannya untuk mengucapkan salam, dimana mereka biasanya
diberikan permen, cokelat, permen tradisional seperti Baklava dan
Lokum, atau sejumlah kecil uang.
3. Arab Saudi
Di
Arab Saudi, tepatnya di Riyadh, umat Islam mendekorasi rumah saat Idul
Fitri tiba. Sejumlah perayaan digelar seperti pagelaran teater,
pembacaan puisi, parade, pertunjukan musik, dan sebagainya. Soal menu
Lebaran, umat Islam di sana menyantap daging domba yang dicampur nasi
dan sayuran tradisional. Hal ini juga terjadi di Sudan, Suriah, dan
beberapa negara Timur Tengah lainnya.
4. Nigeria
Nigeria
adalah negara sekuler yang dihuni oleh sejumlah besar umat Islam dan
Kristen. Oleh karena itu, sebagian Muslim merayakan perayaan Idul
Fitri, dimana banyak pula orang Kristen turut berpartisipasi. Di
Nigeria, Idul Fitri dikenal sebagai “Sallah Kecil” dan umumnya orang
saling menyapa dengan ucapan tradisional: “Barka Da Sallah,” yang
berarti “Salam di Sallah” dalam bahasa Hausa. Umumnya di Nigeria,
ketika Ied ditetapkan sebagai hari libur nasional yang ditetapkan
selama dua hari. Banyak keluarga Muslim pulang ke kampung halaman
masing-masing untuk mengunjungi keluarga dan kerabat.
5. China
Di
Republik Rakyat Cina, dari 56 kelompok etnis yang diakui secara resmi,
10 kelompok etnis diantaranya adalah mayoritas beragama Islam.
Kelompok-kelompok Muslim ini secara total tercatat berjumlah 18 juta
jiwa lebih menurut statistik resmi. Di Cina, tepatnya di Xinjiang,
perayaan Lebaran justru tampak meriah. Kaum pria mengenakan jas khas
dan kopiah putih, sementara wanita memakai baju hangat dan kerudung
setengah tutup. Seusai salat Idul Fitri, pesta makan dan bersilaturahim
pun dilakukan. Lebaran atau Iedul Fitri berhak dan ditetapkan sebagai
hari libur.
Di
propinsi Yunnan, beberapa umat Muslim pada Idul Fitri, mengunjungi
makam leluhur dan makam tokoh Muslim setempat. Di sana, mereka akan
melakukan pembacaan dari Al Qur’an dan membersihkan makam. Hal ini
mengingatkan festival tahunan bersejarah Qingming Cina, di mana orang
pergi kuburan nenek moyang mereka, menyapu dan membersihkan daerah itu
dan membuat persembahan makanan. Ritual doa ini dilakukan doa khusus
untuk menghormati ratusan ribu Muslim tewas selama Dinasti Qing, dan
ratusan tewas selama Revolusi Kebudayaan. (**)
6. Amerika Utara
Umat
Muslim di Amerika Utara pada umumnya merayakan Idul Fitri dengan cara
yang tenang dan khidmat. Pada umumnya, penghujung Ramadan diumumkan via
e-mail, website, atau melalui sambungan telepon. Umumnya, keluarga
Muslim di Barat akan bangun sangat pagi sekali untuk menyiapkan makanan
kecil. Setiap orang didorong untuk berpakaian formal dan baru. Banyak
keluarga-keluarga yang memakai pakaian tradisional dari negara mereka,
karena kebanyakan Muslim disana ialah imigran. Selanjutnya mereka akan
pergi ke majlis yang paling dekat untuk salat. Salat itu bisa diadakan
di masjid lokal, ruang pertemuan hotel, gelanggang, ataupun stadion
lokal.
Salat
Idul Fitri sangat penting, dan umat Muslim didorong untuk salat Id
memohon ampunan dan pahala. Setelah salat, ada kutbah dimana imam
memberikan nasihat bagi jamaahnya dan biasanya didorong untuk
mengakhiri setiap kebencian ataupun kesalahan lampau yang mungkin
mereka punya. Setelah salat dan kutbah, para jamaah saling memeluk dan
satu sama lain saling mengucapkan selamat Idul Fitri. Muslim di Amerika
Utara juga merayakan Idul Fitri dengan cara saling memberi dan
menerima hadiah kepada keluarga.
0 komentar:
Posting Komentar